Sabtu, 30 April 2011

hadits tentang bekam

Beberapa Hadits Rasulullah Saw tentang Bekam (Al-Hijamah)

1. Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak lah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan pula penyembuhnya.”
(HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah).

2. Rasulullah SAW juga bersabda :

“Obat/kesembuhan itu (antara lain) dalam tiga (cara pengobatan), yaitu: minum madu, berbekam dan dengan kay, namun aku melarang umatku dari kay.”
(HR. Al-Bukhari no. 5681).

3. Rasulullah SAW juga bersabda :

“Pada malam aku diisro’kan, aku tidak berlalu dihadapan para malaikat, kecuali mereka itu mengatakan, Wahai Muhammad perintahkan umat mu supaya berbekam”
(HR. Ibnu Majjah no. 5671).

4. Dalam Hadits lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda :

“Jika terdapat kebaikan dalam pengobatan yang kalian lakukan, maka itu adalah berbekam” (HR. Abu Dawud, II/731).

5. Rasulullah SAW juga bersabda :

“Jibril mengabarkan kepada ku, bahwa bekam merupakan cara pengobatan paling bermanfaat yang digunakan oleh manusia.” (Shohihu ‘l-jami, 218)

6. Dalam Hadits lain Rasulullah bersabda :

“Barang siapa berbekam pada tanggal 17, 19, 21, maka itu akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit” (HR. Tirmidzi, II/204).



7. “Bekam (Al-Hijamah) juga dapat menambah kecerdasan, kekuatan berfikir dan menambah hafalan bagi orang-orang yang menghafal”. (HR. Ibnu Majah, shahih).

Senin, 18 April 2011

wasiat luqman kpd anaknya

NASIHAT LUKMAN AL-HAKIM KEPADA ANAKNYA

Jika tidak dididik dengan baik, anak akan merepotkan orang tua, dampaknya mereka tidak betah di rumah. Maka didiklah anak dengan mengikuti wasiat Luqman Al-Hakim kepada anaknya (QS.Luqman : 12-19) sebagai berikut :

1. Bersyukurlah kepada Allah, karena hakikatnya syukur itu untuk diri sendiri.
2. Janganlah sekali-kali bebuat syirik, karena itu adalah kedzaliman yang besar.
3. Hormatilah ibumu, ia telah mengandungmu dengan susah payah selama 9 bulan.
4. Hormatilah ayah dan ibumu, keridhaan Allah ada pada keridhaan mereka.
5. Kalau mereka memaksamu berbuat sesuatu yang salah, kemudian kamu memahami kesalahan itu, tolaklah dengan cara yang baik dan tetap bergaul dengaqn keduanya.
6. Dirikanlah shalat.
7. Berdakwalah, menyuruh yang baik dan mencegah yang buruk, dan bersabarlah.
8. Janganlah kamu sombong, kuatkan etika sosial.
9. Miliki sifat kesedehanaan, tampil dengan wajar.
10. Lunakkanlah suaramu, jangan banyak bicara yang tidak bermakna.

Jumat, 15 April 2011

Waktu Dhuha

“ Demi waku dhuha. Dan demi malam apabila telah sunyi.Tuhanmu tidak
Akan meningalkan kamu dan tidak pula membencimu. Dan sesungguhnya akhir
Itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak Tuhanmu pasti memberimu
Karunia-Nya, Lalu hati kamu menjadi puas.” (QS Adduha [93]: 1-5)

Waktu dhuha adalah salah satu waktu yang Allah SWT sebut di dalam Alquran dan besumpah dengannya. Ia tidak disebut dan tidak pula dijadikan sumpah kecuali memiliki hikmah yang tersirat di baliknya.
Dhuha memiliki arti permulaan siang atau awal terbitnya matahari. Ia juga bisa diartikan sebagai waktu siang, lawan kata malam.
Didalam Alquran, Allah SWT menjelaskan bagaimana waktu siang semestinya digunakan untuk mengerjakan aktivitas yang produktif, sebagaimana firman-Nya,”Dan kami jadikan waktu siang unuk mencari penghidupan.” (QS Annaba [78]: 11).
Nabi Muhammad SAW penah mendoakan orang-orang seperti ini,”Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada umatku di waktu pagi mereka.” (HR Attirmidzi). Kenapa waktu pagi??? Karena ia menjadi awal di mana aktivitas sepanjang siang siap dimulai.
Di siang hari, Nabi Muhammad SAW mengingatkan mereka agar tidak terlena dalam aktivitas kerja mereka, menyempatkan waktu untuk mengerjakan shalat dhuha. Sahabat Abu Hurairah berkata,”Rasul SAW pernah memberikan wasiat tiga hal kepadaku, yaitu puasa tiga hari di tengah bulan (hijriah), shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Allah SWT juga menjelaskan bagaimana waktu malam seharusnya di gunakan untuk beristirahat. Allah SWT berfirman,”Dia menyingsingkan waktu pagi dan menjadikan waktu malam untuk beristirahat.” (QS Al-An’am [6]: 96).
Begitulah Allah SWT mengarahkan manusia untuk memanfaatkan putaran waktu dengan baik dan tepat. Di sisi lain, Dia mengingatkan manusia agar tidak terlena dalam aktivitas kerja mereka sepanjang siang, dan terlarut dalam istirahat mereka di sepanjang malam.
Saat di malam hari, Allah SWT membangunkan mereka agar tidak larut dalam istrahat mereka.Dia mengingatkan,”Dan pada sebagian waktu mlam,kerjakan sholat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.” (QS Al-Isra[17]:79).
Dari keterangan diatas,Allah dan rosulnya seolah hendak mengingatkan bahwa aktivitas apa pun yang dikerjakan manusia,di sepanjang siang dan malam,seharusnya tidak membuyarkan kesadaran mereka akan Allah SWT. Dan sebaliknya,ibadah kepada Allah seharusnya tidak menghalangi mereka untuk bekerja.

Keajaiban Sujud

Apakah anda menderita kelelahan, merasa tegang atau pusing ???
Apakah anda pernah memikirkan hikmah sujud yang difirmankan Allah Subhanahu Wata’ala: ”(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,sedang ia takut kepada (azdab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah :”Adakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran.”(Az-Zumar : 9).
Jika anda khawatir terkena penyakit bengkak/tumor, maka anda harus melakukan sujud karena sujud merupan penyembuhan yang membebaskan Anda dari penyakit kejiwaan dan mental, Semua orang tahu bahwa seorang hamba paling dekat dengan Robnya di saat sujud, hal ini merupakan hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh DR.Moh.DhiyauddinHamid, Dosen Ilmu Biologi dan Kepala Bagian Radiasi Gizi di Pusat Teknologi Cahaya di Mesir.
Menurut penafsiran ilmiyah, seseorang terkena dosis lebih dari sinar dan hidupnya kebanyakan ditengah elektromagnetik yang dapat mempengaruhi jaringan dan menambah energinya. Oleh karena itu, DR.Dhiauddin mengatakan bahwa sujud membebaskan seseorang dari muatan lebih yang bisa menyebabkan berbagai penyakit. Muatan elekromagnetik yang diperoleh tubuh ini menyebabkan gangguan dalam bahasa jaringan yang merusak fungsinya, sehingga seseorang mengalami penyakit yang sekarang ini dikenal dengan pusing, penyiutan otot, radang tenggorokan, kelelahan, cepat lupa dan gangguan otak. Keadaan bertambah parah jika muatan lebih tersebut tidak dikosongkan , maka akan menyebabkan tumor atau kanker yang bisa membuat cacat janin. Oleh karena itu, muatan tersebut harus dikosongkan dari tubuh dengan tanpa menggunakan obat-obatan dan penenang serta efek sampingnya .
Solusinya, muatan tersebut harus dikosongkan dengan cara melakukan sujud kepada Dzat Yang Maha Esa, Di saat sujud proses pengosongan dimulai dari anggota tubuh yang tujuh, yaitu dahi, hidung, kedua pundak, kedua lutut, dan kedua telapak kaki, dengan demikian proses pengosongan selanjutnya tambah mudah.
Yang menarik lagi dalam penelitian tersebut, bahwa untuk menyempurnakan proses pengosongan ada keharusan untuk menghadap kearah Makkah al-Mukarramah di saat sujud dan itulah yang kita lakukan dalam shalat kita (menghadap kiblat), karena Makkah al-Mukarramah merupakan pusat titik kering di dunia. Allah befirman :” Dan darimana saja kamu (keluar) maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram dan dimana saja kamu(sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu kearahnya” {al-Baqarah:150} penelitian tersebut menjelaskan bahwa menghadap ke pusat bumi dapat menghilangkan kengundahan seseorang dan membuat jiwanya merasa nyaman dengan ijin Allah.
Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Pencipta, ia menurunkan kitab-Nya dan menjelaskan petunjuk-Nya kepada Nabi kia Muhammad SAW bin Abdullah. Dia menurunkan ayat-ayat yang jelas kepada kita sebagai rahmat dan penawar apa yang di dalam hati. Wallahu a’lam bisshawab.

ISRA’ DAN MIKRAJ

“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hanba-Nya pada suatu malam dari Masjidil haram ke Masidil Aqsha, yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepada sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Isra’ : 1).
Ayat ini merupakan rujukan utama perjalanan isra dan mikrajnya Nabi SAW. Sebagai bukti perjalanan menembus dimensi waktu dan tempat, dalam rangka mengambil langsung perintah shalat dari Allah SWT, tanpa malaikat. Kalau Rasulullah SAW melakukan mikraj untuk mengambil perintah shalat, kini, bagi setiap muslim, justru shalatlah sebagai sarana mikraj ke haribaan-Nya.
Ayat ini pulalah yang menjadikan Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis di Yerussalem) sebagai sarana ibadah suci umat islam. Ayat ini juga mengajarkan umat islam untuk berbudaya safar-Musafir, berjalan, merantau, dan merasakan bahwa bumi Allah SWT amat luas.
Dari ayat ini pula kita mendapatkan sembilan pedoman, sebelum mengadakan suatu perjalanan. Pertama, subhanallah, Maha suci Allah. Kalau kita akan mengadakan perjalanan kita sucikan dulu hati dan niat. Jangan terlalu sarat dengan muatan kekinian.
Kedua, asra, mulailah perjalanan itu. Jangan ragu dan bimbang. Tetapkan hati. Ketiga, biabdihi, hamba-Nya. Mulailah perjalanan dengan merasakan diri kita sepenuhnya sebagai hamba Allah SWT, jangan sombong. Perjalanan itu jadikan sebagai sarana penghambaan, pengabdian (ibadah) kepada Allah SWT.
Keempat, laila, tengah malam (yang gelap). Mulailah perjalanan itu dari gelap (tidak tahu) kepada terang (memiliki ilmu) dan selalu ada kemajuan. Kelima, minal Masjidil Haram ilal Masjidil Aqsha, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Masjid, bisa dalam artian tempat shalat, tapi bisa juga dalam artian tempat sujud. Maksudnya, awali perjalanan dengan merendahkan diri (bersujud) dan akhiri pula dengan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.
Keenam, alladzi baarakna haulahu, yang telah Kami berkahi sekelilingnya. Maksudnya, berjalan di sekeliling berkah Allah SWT, yang Allah ridha dan manfaatnya dilipatgandakan. Ketuju, linuriyahu min ayatina, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami. Maksudnya, dari setiap perjalanan kita, lihat dan carilah ayat-ayat dan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT. Kedelapan dan kesembilan, innahu huassami’ul bashir, Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Yakinkan diri, di setiap perjalanan dan tindakanmu, Allah SWT pasti mengetahuinya. Tak satupun yang luput dari pengetahuan-Nya.

AGAR HIDUP BERKAH

Teladan Rasulullah saw yang tertuang dalam ribuan hadits memberikan arahan bagi umatnya dalam menjalani kehidupan. Berikut ini beberapa kegiatan yang dicontohkan para shalafus shalih. Semoga mengantar hidup kita semakin berkah.

a. Rutin melaksanakan shalat dhuha, rawatib dan qiyamullail
b. Ikut shalat jenazah bila ada saudaranya yang meninggal dunia
c. Memperbanyak istighfar dan dzikrullah
d. Memperbanyak membaca dan menghafal Al-qur’an
e. Membaca doa ketika memasuki pasar
f. Mengamalkan adab hari jum’at
g. Memperbanyak puasa sunnah dan memberi makan bagi orang yang berbuka puasa
h. Menyantuni anak yatim
i. Mengunjungi orang sakit
j. Mendamaikan manusia yang berselisih
k. Membaca shalawat, tasbih, tahlil, tahmid dan takbir
l. Wajah berserih dan lemah lembut
m. Mengucapkan haukalah
n. Memberi sedekah
o. Mengikuti ucapan muadzin

Kamis, 14 April 2011

Pendusta Agama

Menyantuni fakir miskin dan yatim piatu dengan mencukupi kebutuhan primernya, sandang, pangan adalah salah pintu kebaikaan yang amat agung nilainya. Ladang amal ini, bila dijalani, dapat menggerakkan hati ke jalan Alllah. Bila mengabaikannya, mereka berhadapan dengan ancaman Allah.
Firman-Nya, “Adapun terhadap anak yatim, janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap oang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya.” (QS Adh-Dhuha [93] : 9-10). Karenanya Allah sangat mengutuk dan mencela orang-orang yang menzalimi orang miskin dan anak yatim, dan menyebut mereka sebagai pendusta agama (QS Al-Ma’un [107] : 1-3).
Tentang siksa bagi orang yang makan harta anak yatim, Allah berfirman, “Sesungguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka akan masuk ke dalam api neraka yang menyala.” (QS An-Nisa’ [4] : 10).
Dalam hadis juga disebutkan, memakan harta anak yatim secara zalim termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah SAW bersabda,”Jauhilah tujuh petaka yang membinasakan. Sahabat bertanya, “Apakah itu Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pertama,menyekutukan Allah (syirik), kedua sihir, ketiga membunuh seseorang yang diharamkan kecuali dengan hak, keempat memakan harta riba, kelima memakan harta anak yatim, keenam lari dari peperangan, dan yang ketujuh, menuduh wanita mukmin melakukan penyelewengan (zina).” (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Namun di balik semua itu, mencintai anak yatim dan fakir miskin adalah salah satu bentuk mahabtullah (cinta kepada Allah SWT). Karena itu, perhatian dan kasih sayang kepada mereka sudah semestinya jauh dari unsur riya’ dan cari perhatian.
Karena sesungguhnya, menyangi anak yatim dan fakir miskin menguntungkan bagi kita dari sisi rohani. Mencintai mereka berarti menumbuhkan enegi positif dalam diri kita. Dengan berbagi, nurani yang padam bisa bersinar kembali, egois dan kikir bisa tersembuhkan.
Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan, suatu ketika seseorang datang kepada beliau dan mengeluhkan masalah kerasnya hati. Rasulullah Saw bersabda,”Jika kamu ingin melunakkan hatimu, maka berilah makan orang miskin, dan santunilah anak yatim.” (HR Imam Ahmad). Semoga kita bukan seorang pendusta Agama. Semoga masih ada ruang dalam hati kita untuk berbagi.